Salam Kenal, Saya "Mantan" Lucky Hoster :)


Status
Not open for further replies.
kalo menurut ku si bukan rokok deh.
tapi ada di dalam EGO. merasa paling benar dan tau segalanya. merasa paling ngerti dan sbnrnya orang lain itu semua salah dan hanya Tuan yang 100% bener.
kalo saya simak sih mengeles dan menyatakan pihak lain salah terus menerus pada akhirnya di ancam untuk ke ranah hukum baru sadar ternyata salah.
padahal dari awal sudah banyak yang jelasin Tuan itu salah tapi ngeyel dan mencari kambing hitam bahwa penyebab kesalahan itu bukan sepenuhnya kesalahan dalam diri Tuan melainkan kesalahan lain juga "salah satunya menyalahkan rokok"

apapun dalilnya. sbnrnya minta maaf dan tidak mengulangi kesalahan kembali itu terbaik. berani terbuka dari awal saja mungkin gak bikin panas orang. apa lagi ya Tuan bicara anak pesanter. WOW gituh. tapi dari kata-kata Tuan yang dari lulusan pesantren itu tidak ada. gimana kedepannya Tuan kalo jadi Ulama tapi mengkambing hitamkan orang lain demi tujuan bahwa Tuan benar ??

Silahkan di koreksi
 
Oh ya saudara @Lukmanul Hakim , saya juga ada saran, jangan terlalu mudah dan sembarangan menyebut kata kata "Demi Allah, Demi Allah", untuk memperkuat atas penegasan kata kata anda. Sebab kami lihat hampir setiap postingan selalu ada perkataan "Demi Allah", Jadi terkesan selalu membawa-bawa nama Allah, Karena penggunaan Kata "Demi Allah" adalah kalimat sumpah dan jangan dibuat mainan juga, sebab jika salah dalam melangkah dampaknya bisa fatal dan tidak baik jadinya. Makasih...

Baik pak, justru karena saya tau konsekuensinya, tapi maafkan saya jika memang itu tidak baik.

kalo menurut ku si bukan rokok deh.
tapi ada di dalam EGO. merasa paling benar dan tau segalanya. merasa paling ngerti dan sbnrnya orang lain itu semua salah dan hanya Tuan yang 100% bener.
kalo saya simak sih mengeles dan menyatakan pihak lain salah terus menerus pada akhirnya di ancam untuk ke ranah hukum baru sadar ternyata salah.
padahal dari awal sudah banyak yang jelasin Tuan itu salah tapi ngeyel dan mencari kambing hitam bahwa penyebab kesalahan itu bukan sepenuhnya kesalahan dalam diri Tuan melainkan kesalahan lain juga "salah satunya menyalahkan rokok"

apapun dalilnya. sbnrnya minta maaf dan tidak mengulangi kesalahan kembali itu terbaik. berani terbuka dari awal saja mungkin gak bikin panas orang. apa lagi ya Tuan bicara anak pesanter. WOW gituh. tapi dari kata-kata Tuan yang dari lulusan pesantren itu tidak ada. gimana kedepannya Tuan kalo jadi Ulama tapi mengkambing hitamkan orang lain demi tujuan bahwa Tuan benar ??

Silahkan di koreksi

Mengenai efek berhenti merokok, itu bukan ngeles lagi pak, saya sudah minta maaf secara tertulis di blog dan di forum.

Ego, itu benar, apa yang Anda katakan semua benar, saya salah.

Efek putus nikotin itu saya rasakan saat saya gk bisa mikir, gk bisa berpikir jernih, temprament naik turun, mood labil, gk bisa memahami apa yang terjadi kemaren itu, dan saya tidak bermaksud mencari pembenaran lagi, saya hanya share, kalau kasus kemaren itu bertepatan saya lagi program stop smoking.

Makanya saya sampai minta tolong kan ?, karena saya benar-benar blank, tidak tau harus berbuat apa. Sampai saya baca di Thread ini kalau surat permohonan maaf saya salah, saya masih ngeles, dan malah playing victim (ini salah satu efek psikologisnya).

Anda tidak merasakannya mungkin gk bisa menjudge saya, apa pun yg terjadi pada diri saya, itu mempengaruhi sikap saya kemaren.

Saya mengakui dengan sungguh-sungguh kalau saya salah, psikologi salah salah, logika saya salah, dsb

Dan itu sungguh-sungguh saya akui karena saya sudah tau saya salah, kemaren hati saya buta tidak melihat kalau saya salah.

Saya mohon, jangan cuma mengenai curhat saya mengenai program stop smoking saya yg mempengaruhi psikologi saya, lalu masalah ini jadi diperpanjang lagi.

Saya malah khawatir saya punya indikasi-indikasi Bipolar Disorder, apakah Anda tidak kasihan dengan saya ?
 
Ketika anda me-review sebuah hosting anda dengan gagah dan jumawa bisa berkata dan beretorika apapun namun kenapa ketika saya mereview anda malah jadi "panas" dan "sewot"? :)

Tuan Lukmanul Hakim juga harus fair dong. Berani me-review harus berani juga kena review.

Saya hoster atau memihak hoster? Tidak dong. Saya bahkan pernah kecewa dengan beberapa penyedia hosting disini tapi saya bersikap tidak seperti Tuan Lukmanul Hakim karena saya tahu mana prioritas kekecewaan saya. Saya masih bisa mengatur mana kekecewaan berat, kekecewaan sedang dan kekecewaan ringan.

Saya juga bukan seperti Tuan Lukmanul Hakim yang cuma kecewa tiket tidak/lambat dibalas tapi "ngotot" mengeluarkan statement kemana-mana.

Saya memiliki perbedaan pandangan yang tajam dengan Tuan Lukmanul Hakim karena review anda yang sangat tendesius dan kontradiktif. Review anda sama sekali tidak elementer dan dangkal namun anda merasa bahwa yang paling benar. Di mata Tuan Lukmanul Hakim semua hosting pasti selalu ada "salah"-nya hanya karena Support Service.

Kita ambil contoh yang paling baru ya.

Tuan Lukmanul Hakim sekarang malah menyangkal dan berusaha defensif atas klaim mendewa-dewakan salah satu hosting tersebut ketika sudah di counter di forum DWH. Malah baru saja anda menyalahkan klaim marketing gimmick dewa tersebut dan menarik kesimpulan infrastruktur mereka punya New Media. Apakah Tuan Lukmanul Hakim tahu apakah mereka hanya sewa server disana? Apakah mereka punya Dedi disana? Apakah mereka Colo di sana? Dan bahkan sekarang mau membuat artikel yang membahas kelemahan dewa tersebut.

Intinya apa? Di satu titik anda mendewakan hosting tersebut tapi karena di-counter malah anda mau membuat kelemahan dewa-nya lagi? Apakah itu fair? Apakah itu tidak akan menimbulkan persepsi bahwa anda tidak punya prinsip.

Kemudian, walaupun sekarang Tuan Lukmanul Hakim sudah berpindah hosting dan puas dengan yang ada sekarang tapi jejak digital anda tidak mencerminkan itu. Selalu saja ada yang salah di mata anda.

Berikut screenshot dari kolom komentar dari blog Tuan Lukmanul Hakim.
View attachment 2956 View attachment 2957
Kasihan dong, hoster-nya yang sudah rela membantu anda untuk memberikan pelayanan terbaik masih harus di-komentari dan dibilang tidak paham seperti itu. Kenapa selalu saja ada yang salah di mata anda?

Kalau Tuan Lukmanul Hakim ingin mencari hoster yang sempurna ada kok. Hosting di luar negeri yang dapat menyediakan Personal Technical Assistant hanya untuk satu pelanggan. Jadi 1 pelanggan 1 Customer Support. Namun Tuan Lukmanul Hakim harus membayar sekitar 550 Dollar sebulan untuk jasa seperti itu. Silahkan dicoba Tuan, kalau berminat? :)

Jadi ini adalah review saya terhadap diri Tuan Lukmanul Hakim sehingga kalau saya tidak puas dengan support dan pelayanan Tuan dalam memberikan informasi dan review, boleh dong saya menuliskannya? Karena yang bisa bikin review bukan cuma Tuan. :)

Salam. I'm out. *dropmic
0hh ada tamu anak pesantren lagi, iya kita udah kasih trial terus di bad review terus dia order kita pilih balikin uangnya :) :) mending di cap satu orang dari pada customer lain ngamuk :D

Wahh satu pandangan ya melihat hasil reviewnya yang terkesan.... di kira saya aja hehehe
 
thanks bu GPL

Sorry saya belum bisa menerima SEKEDAR permintaan maaf saja
DARI @Lukmanul Hakim , tanpa ada perbaikan
TOLONG PERBAIKI NAMA PROVIDER YANG SUDAH KAMU JELEKKAN
DAN TOLONG PERBAIKI NAMA BAIK INDUSTRI HOSTING INDONESIA

dulu anak ngeyel ini sudah di BANNED dari DWH sekarang nongol lagi, dan bikin kasus lagi,
ini kasus lamanya sila dilihat saja, ini profil DWHnya beserta Kloningannya waktu masih berusia sekitar 18 tahun
logikanya ngawur bin asbun dari dulu, dan sekarang ga ada perubahan

MERUSAK NAMA INDUSTRI HOSTING DI INDONESIA

ini engga ada yang sadar apa?
orang bisa bilang, jangan beli sama provider Indonesia, jelek
ya karena orang kayak begini, ASBUN

Dulu merusak nama hosting indonesia dengan buat produk asal
sekarang merusak nama beberapa provider Indonesia dengan review Asal

Kami hoster berusaha membuka lapangan pekerjaan untuk di Indonesia, berusaha terus menjadi lebih baik. Eh orang indonesia sendiri malah ada yang menjelek-jelekan kan lucu. :) :) tapi ga apa2 saya ikhlas kalau anak pesantren ini mendoakan perusahaan tutup asalkan anak pesantrek ini buat perusahaan yang lebih besar, bisa membuka lapangan pekerjaan lebih banyak :D
 
Kami hoster berusaha membuka lapangan pekerjaan untuk di Indonesia, berusaha terus menjadi lebih baik. Eh orang indonesia sendiri malah ada yang menjelek-jelekan kan lucu. :) :) tapi ga apa2 saya ikhlas kalau anak pesantren ini mendoakan perusahaan tutup asalkan anak pesantrek ini buat perusahaan yang lebih besar, bisa membuka lapangan pekerjaan lebih banyak :D
sabar bang. masih banyak ketupat disana?
 
panjang? disinformasi banyak membuat orang terpecah belah kok, sudah banyak kasus di negara ini
dan anak ini harus bertanggung jawab atas tulisan ngawurnya
catatan kami ada beberapa orang bertanya apakah review ngawur itu benar atau tidak, dan kalau saya menganggap enteng, ya anak ngawur semacam ini akan terus tumbuh dan bertambah banyak
saya minta pertanggung jawabannya @Lukmanul Hakim dulu,
sebelum saya menempuh jalur hukum jika diperlukan
saya tunggu iktikad baiknya

mengembalikan 44 hari kemarin
Wah idcloudhost banyak bahan buat di bawa ke pengadilan nih :D tapi ga apa-apa biar Allah yang menilai segalanya kita serahkan, semoga di mudahkan ya mas Lukman segala urusannya. Mohon maaf lahir dan bathin :) :)
 
Last edited:
Saya benar-benar tidak tau lagi harus berbuat apa, saya merasa serba salah loh, disatu sisi yang hati saya berkata lain, disatu sisi otak saya berkata lain.
Semua anggota tubuh harus kompak dalam hal urusan apapun. Bagaimana bisa masuk ke mulut sesendok nasi seandainya tangan, mata, hati dan otak jika tidak bekerja sama.

Kenapa saya hapus ?, karena saya tau hasilnya akan seperti ini, saya sudah firasat.
Kalau hasilnya akan seperti ini dan sudah tau firasat berarti ada unsur kesengajaan. Lebih baik tidak memakai kata-kata tersebut jika tidak ingin ada masalah lagi.

Efek putus nikotin itu saya rasakan saat saya gk bisa mikir, gk bisa berpikir jernih, temprament naik turun, mood labil, gk bisa memahami apa yang terjadi kemaren itu, dan saya tidak bermaksud mencari pembenaran lagi, saya hanya share, kalau kasus kemaren itu bertepatan saya lagi program stop smoking.

Makanya saya sampai minta tolong kan ?, karena saya benar-benar blank, tidak tau harus berbuat apa. Sampai saya baca di Thread ini kalau surat permohonan maaf saya salah, saya masih ngeles, dan malah playing victim (ini salah satu efek psikologisnya).
Jika saya berada di posisi tuan, dari awal sudah memberikan statment bahwa saya salah dan minta maaf. Tidak ada kata "tapi" dan menyalahkan kondisi. Mungkin masalahnya sudah beres.

Mudah2an semua hoster, kang @rendy, dan semua yang terlibat serta yang merasa di rugikan oleh saudara @Lukmanul Hakim bisa memaafkannya. Amin
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top