Nah, makanya coba aja ada dah salah 1 Operator Career ISP kayak TATA, Cogent, Equinix, HE, bangun DC tiap kota di Indonesia kayak di luar negeri.
Nah, auto delete istilah bandwidth lokal dengan lompatan routing send/received packet mantap.
Ijin nimbrung perihal ini, di Indonesia ada namanya NAP. Mereka bertugas untuk mengantarkan & menghubungkan ISP / Corporate untuk terhubung ke Tier-1. Kita sebagai Cloud provider bisa langsung kesana, namun ada cost 2x dibandingkan terhubung ke NAP.
Contoh jika terhubung langsung ke T1, kita connect ke HE AS6939. Mereka jual 1G $450. Kita bisa peering over IX misalnya SGIX. biaya MRC SGIX kisaran 9-10jt/bulan. Anggap SGIX 10jt & HE 7.1jt. maka untuk biaya Bandwidth Internasional 17.1jt/bulan.
Kalau kita hanya mengandalkan IP Transit aja sedangkan kita punya exchange lokal menurut kita belum optimal, ada namanya bandwidth IIX. Kemudian apakah bandwidth IIX ini gratis? Tidak hehe. Contoh IIX-APJII jika non-ISP dikenakan 1jt/bulan, belum lagi
exchange lainnya (ada sedikit rincian harganya). Cost tersebut bisa di "tekan" dengan terhubung ke ISP/NAP. Kita ambil 1Gbps ke NAP skg bisa 7.5jt-12jt. sudah mix IPT, Konten, Lokal dan lainnya.
Kita baru bicara bandwidth ya belum local loop, cross connect, rack, dan lainnya.
Kenapa Linode bisa provide bandwidth besar dan harga masih terjangkau? Karena mereka group Akamai, yang dimana sudah terbentuk ekosistem anycast hampir di seluruh negara.
CMIIW