Open Source Vs Commercial / Proprietary


Status
Not open for further replies.
kalo free software, rata2 open source. bisa di lihat source codenya...namun, ada beberapa yang AGPL atau berbayar demi mendapat support/premium repository..contohnya proxmox.

kalau closed source berasal dari open source...hmmmm...menurut saya sih ada..tapi tidak banyak yang muncul ke pasaran..jadi tidak semua walaupun sebenarnya orang yang develop juga open source...lah ya gimana ceritanya mereka ngembangin software kalo gk berhubungan dengan source codenya?hahaha

tapi memang tidak bisa di sangkal apabila program closed source menggunakan resource dari open source program(s)
 
Open-source 'raksasa' adalah seperti CentOS, Fedora dan lain-lain Linux OS tertentu. Sebagian besar 'komponen' web hosting seperti web, dns, ftp dan mail server juga open-source.

Adalah ironis dimana 'menyewa' CPanel dan cs-nya jatuhnya lebih mahal dibanding menyewa server berbasis Windows OS yang bukan open-source.
 
Yang menjadi Pokok Permasalahannya, mana yang lebih baik open source atau proprietary / Close Source. Masing - masing kubu pendukung pasti akan bersitegang untuk membela pendapatnya dan platformnya.

Kubu yang pro Commercial / Proprietary / Close Source akan mengatakan, software proprietary lebih mudah digunakan, after salesnya bagus, upgrade yang lebih murah di masa depannya serta harapan tidak ada lagi pembajakan atas software buatannya.
Namun kubu yang pro open source juga akan mengatakan, kenapa harus bayar jika bisa gratis. Apa kita akan selamanya tergantung pada vendor tertentu ? Berapa banyak akhirnya yang harus kita bayarkan kepada vendor jika kita harus memakai software mulai dari sistem operasi, office, License dan lain-lain.

Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa para vendor sengaja menciptakan ketergantungan kepada penggunanya dengan tujuan agar mau membeli lagi dan membeli lagi. Argumen paling sakti yang diajukan oleh kubu yang pro open source biasanya adalah tidak inginkah kita memiliki software yang buatan anak bangsa sendiri ?
Jawabannya lebih kepada kesiapan sumber daya manusia yang ada. Bila SDM mendukung, rasanya open source bisa jadi pilihan. Namun bila SDM kurang mendukung proprietary bisa jadi pilihan. Kita semua hanya berharap bahwa "software proprietary akan jadi lebih murah di masa mendatang". Namun mungkinkah itu terjadi ? Waktu yang akan membuktikannya.
 
Last edited:
Yang menjadi Pokok Permasalahannya, mana yang lebih baik open source atau proprietary. Masing - masing kubu pendukung pasti akan bersitegang untuk membela pendapatnya dan platformnya.

Kubu yang pro Commercial / Close Source akan mengatakan, software proprietary lebih mudah digunakan, after salesnya bagus, upgrade yang lebih murah di masa depannya serta harapan tidak ada lagi pembajakan atas software buatannya.
Namun kubu yang pro open source juga akan mengatakan, kenapa harus bayar jika bisa gratis. Apa kita akan selamanya tergantung pada vendor tertentu ? Berapa banyak akhirnya yang harus kita bayarkan kepada vendor jika kita harus memakai software mulai dari sistem operasi, office dan lain-lain.

Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa para vendor sengaja menciptakan ketergantungan kepada penggunanya dengan tujuan agar mau membeli lagi dan membeli lagi. Argumen paling sakti yang diajukan oleh kubu yang pro open source biasanya adalah tidak inginkah kita memiliki software yang buatan anak bangsa sendiri ?
Jawabannya lebih kepada kesiapan sumber daya manusia yang ada. Bila SDM mendukung, rasanya open source bisa jadi pilihan. Namun bila SDM kurang mendukung proprietary bisa jadi pilihan. Kita semua hanya berharap bahwa "software proprietary akan jadi lebih murah di masa mendatang". Namun mungkinkah itu terjadi ? Waktu yang akan membuktikannya.
Tidak ada jaminan kalau yang 'close-source' lebih baik. Coba saja cermati masalah update WHMCS ke 6.0 yang membuat 'nightmare' bagi pemakai.
 
intinya lari ke masalah uang lagi hahaha.

software proprietary akan jadi lebih murah di masa mendatang
kecil kemungkinan. sekarang mereka beralih ke sistem bulanan, jadi kita harus bayar seumur hidup.

Adalah ironis dimana 'menyewa' CPanel dan cs-nya jatuhnya lebih mahal dibanding menyewa server berbasis Windows OS yang bukan open-source.

lebih ironis lagi kalau bilang linsensi untuk dedicated $45/bulan mahal. Anggap kalo perlu menghandle 20 server dan semuanya di kelola pake CLI ? apa ngga bengkak harga hosting ? belum lagi kalo ngelola per user/reseller.

kenapa program open source banyak yang ngehack(memanfaatkan bug)?
justru sebaliknya :)

open source atau closed source itu tergantung kebutuhan dan fitur yang ditawarkan Microsoft Windows vs Linux, Thunderbird vs Outlook, GIMP vs Photoshop.

yang kurang dari sisi kebanyakan open source adalah support/after sales.

Argumen paling sakti yang diajukan oleh kubu yang pro open source biasanya adalah tidak inginkah kita memiliki software yang buatan anak bangsa sendiri ?
kebanyakan baca berita nih dan baca2 forum.
 
Sudah dikasih gratis (baca: open-source) apa masih 'tega' minta support gratis?. Kalau bayar untuk support ya masih wajar.
yup, setuju. dengan dikasih gratis saja sudah sangat membantu.

selanjutnya malah asyik, ada bahan pembelajaran baru :67:
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top