Yang menjadi Pokok Permasalahannya, mana yang lebih baik open source atau proprietary. Masing - masing kubu pendukung pasti akan bersitegang untuk membela pendapatnya dan platformnya.
Kubu yang pro Commercial / Close Source akan mengatakan, software proprietary lebih mudah digunakan, after salesnya bagus, upgrade yang lebih murah di masa depannya serta harapan tidak ada lagi pembajakan atas software buatannya.
Namun kubu yang pro open source juga akan mengatakan, kenapa harus bayar jika bisa gratis. Apa kita akan selamanya tergantung pada vendor tertentu ? Berapa banyak akhirnya yang harus kita bayarkan kepada vendor jika kita harus memakai software mulai dari sistem operasi, office dan lain-lain.
Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa para vendor sengaja menciptakan ketergantungan kepada penggunanya dengan tujuan agar mau membeli lagi dan membeli lagi. Argumen paling sakti yang diajukan oleh kubu yang pro open source biasanya adalah tidak inginkah kita memiliki software yang buatan anak bangsa sendiri ?
Jawabannya lebih kepada kesiapan sumber daya manusia yang ada. Bila SDM mendukung, rasanya open source bisa jadi pilihan. Namun bila SDM kurang mendukung proprietary bisa jadi pilihan. Kita semua hanya berharap bahwa "software proprietary akan jadi lebih murah di masa mendatang". Namun mungkinkah itu terjadi ? Waktu yang akan membuktikannya.