Thanks susan atas informasinya.
But for DPR ... who cares. I don't cares.
But for DPR ... who cares. I don't cares.
Harga seperti itu sudah bisa bangun data center Tier-3 .
wah asyik, siapa tahu dpr akan buka layanan weblog gratis. subdomain dari dpr.go.idBisa jadi DPR sudah punya data center seperti itu yang bisa dipakai secara gratis oleh rakyat Indonesia .....
Wah bisa colocation gratis di DPR gak ya? Kalau bisa kan kita bisa jual lagi hostingnya ke anggota DPR .... hehehehehe
Permisi Tuan2 sekalian...
Saya dari mewakili beberapa temen-temen developer website dpr.go.id.
Sekedar informasi Tuan, website dpr.go.id yang sekarang ini harganya... GRATIS! Karena dikembangkan sendiri in-house, tanpa lelang ke pihak ketiga Tuan. Buat Tuan yg di pemerintahan pada ngerti kok klo urusan belanja buat institusi pasti di lelang... tapi sekali lagi website dpr.go.id ini dikembangkan sendiri oleh temen-temen IT di DPR. TV streaming online nya juga gratis... ngga ada pengadaan macem2, cukup beli software streaming servernya aja (ya iyalah masa pake bajakan?). Untuk acuan pembuatan website dpr.go.id kita memang sudah mengacu ke beberapa website parlemen luar negeri kayak US, Jerman, Australi, Singapur. Tapi kita blom pernah kesana loh Tuan. cuma liat2 dari om google doang. Ya untuk sementara memang kita2 ini engineer technokrat yg 'agak' kurang jiwa seninya...hehe. Design baru sih lagi dibuat nih Tuan, mudah2an cepet jadi.
Kenapa bisa keluar harga 9 Miliar? Karena itu harga total 'belanja' seluruh penunjang IT di DPR. Mulai dari bandwidth, pengadaan aplikasi dan sistem informasi termasuk website, juga untuk pembelian alat-alat hardware (PC komputer, server2, UTP, kabel2), perawatan AC kering untuk ruang server, perawatan UPS segede lemari 4 pintu, dan lain-lain nya... banyak banget Tuan.
Sedangkan untuk tahun ini anggarannya sudah dilakukan efisiensi sampe 50%. Karena harga bandwidth telah jauh turun, sistem pengadaan bandwidth pun dengan sistem lelang. Jadi tiap tahun kemungkinan provider bandwidth kita ganti2! karena kita ambil pemenangnya dari harga termurah yang ditawarkan, tujuannya untuk penghematan belanja. Kenapa kita ngga pake provider bandwidth yang tetap??, karena kita mengikuti peraturan pemerintah dan Kepres bahwa pengadaan diatas jumlah tertentu itu harus lelang terbuka (penunjukan langsung rawan korupsi Tuan). Tuan bayangin aja tiap ganti tahun yg harusnya buat liburan, kita harus ganti IP publik dari semua server dan sistem aplikasi, mulai dari firewall, website, tv streaming, sistem monitoring dll..
Oleh karena website dikembangkan sendiri, jadi ngga ada lagi tuh yang namanya biaya2 buat website dpr.go.id. Begitu pula untuk sistem informasi penunjang kegiatan unit-unit kerja juga kita kembangkan sendiri. Kecuali software yang sudah jadi standar pemerintah seperti software RKAKL, Pajak, LPSE, dll.
Untuk email DPR kita sudah buat dari dulu kok Tuan. Kita pake Zimbra, dan dari dulu kita udah tau email ini sarana komunikasi paling penting, maka kita putuskan pakai software proprietary yg setelah melalui berbagai pertimbangan dan debat yang cukup panjaaang karena harga software yg terbilang ngga murah.
Kita pakai servernya juga yang sudah agak jadul supaya ngga perlu lagi diadakan pengadaan macem2. Untuk pengadaan softwarenya pun kita lelang dengan penawaran harga terendah buat menghemat uang negara Tuan.
Trus kenapa anggota dewan 'kurang' tau alamat email nya? Karena memang tiap-tiap anggota mempunya asisten pribadi (Aspri) dan tenaga ahli (TA). Jadi biasanya anggota dewan hanya cukup menanyakan isi mailbox emailnya ke Aspri dan TA nya aja. Sedangkan anggota dewan hanya pengambil keputusan dari email tersebut (direply, forward, hapus, atau diteruskan ke instansi lain). Ya Tuan bisa bayangin lah Presiden atau Menteri juga ngga bakalan buka2 email sendiri, kalo mereka baca email udah abis aja waktunya seharian...
Untuk audit pun sudah dilakukan, Tuan ngga perlu takut uang Tuan2 semua dikorupsi oleh bagian IT Setjen DPR. Karena sudah dilakukan audit oleh BPK, dan semua
bisa dipertanggung jawabkan, karena segala kegiatan pengadaan IT DPR sudah sesuai Kepres dan PP. Kalo ngga percaya tanya aja ama BPK.
Kenapa saya pakai klonengan? Sebenernya team IT DPR juga anak kaskus semua kok, semua punya login kaskus, beberapa malahan udah Super ISO, umurnya juga rata-rata berkisar dari 25-35 tahun. Ya kita buat satu login ini mewakili seluruh temen2 IT Sekretariat Jenderal DPR RI sekitar 18 orang (doang!).
Ya kalo bisa sih saya pengennya saling bantu Tuan, kali aja Tuan ada saran untuk perbaikan website ini.. kan demi negara ceritanya nih Tuan.
Sekarang sih kita lagi coba implementasi XML untuk standarisasi Dokumen Tuan. Kita juga sudah mengacu ke xml bungeni nya akoma ntoso ama xml.house.gov.
Mohon dukungannya ya Tuan untuk indonesia lebih baik!