mengatur keuangan cashflow & cost di webhosting?


Status
Not open for further replies.
Opini Saya;

Dari perspektif cashflow bagus menurut saya memang karena uang masuknya bagus (cash), cashflow nilainya tinggi di dunia bisnis (opini, bukan jebolan sekolah bisnis :D). Bisnis dengan cashflow bagus biasanya menjadi subsidi cash untuk bisnis lain yang cashflownya membutuhkan waktu lebih lama, misalnya jasa konstruksi.

Kalau untuk penerapan di bidang yang sama terus terang agak sulit, karena Bisnis Hosting sendiri apabila dihitung dengan baik membutuhkan Capital Investment (bagi yang colo atau mengelola data center sendiri) yang tidak sedikit dan Operational Expense yang pastinya akan selalu bertambah seiring membengkaknya jumlah pengguna layanan kita.

Tanpa suntikan dana yang kuat dan pencapaian target yang sesuai bahkan melebihi ekspektasi, akan sulit untuk mencapai status sustainable, mayoritas gugur sebelum tercapainya kondisi tersebut.

Karena sekarang hosting merupakan bisnis retail, akibatnya margin tipis, artinya baru *berasa* apabila volume besar. Sebelum volume besar maka kondisi ideal tidak akan tercapai, yang dapat dimanfaatkan adalah cash cepatnya itu yang mengoptimalkan cost of money (dalam hal ini cost of cash).

Ilustrasi,
1 Server @2 jt sebulan = 300 user x 100.000 per tahun, selisihnya = 6 jt pertahun utilisasi 100%.

5 Server @2 jt sebulan = 1500 user x 100.000 per tahun, selisihnya = 30 jt per tahun utilisasi 100%.

Sampai dengan mencapai 300,600,1500 selalu ada subsidi silang (Suntikan Modal Operasional). Begitu sampai 1500, kita gak dagang lagi misalnya, tinggal pertahankan user, mengembalikan modal, masalahnya, berapa lama sampai 1500 user :D.

Kesimpulan opini saya;
Modal harus kencaaang :D:D, atau kita harus bisa menghitung selisih cost of money (misal pinjam ke bank). Dan tentunya, harga jual dan target penjualan juga harus diperhitungkan dengan baik (menyesuaikan dengan target penjualan dan kondisi permodalan).
 
Sorry bos, gak mudeng. Maklum masih awam banget.
Tapi kalo menurut persepsi saya (sory kalau terlalu sederhana), cashflow adalah perputaran uang (biasa saya sebut juga dgn uang panas) yg hrs selalu diputar dgn strategi dan management yg sdh ditetapkan sebelumnya. Dan tentu saja hrs diback up fresh money (bisa minjem dr bank seperti kata bos diatas) yg sifatnya darurat dan harus disiapkan dengan dan untuk kemungkinan terburuk.
Tapi, kalo menurut saya ada yg lebih penting sebelum itu. Yaitu strategi bisnis awal kita yg bisa menjadikan cashflow dan roda bisnis kita lancar..
1. Target bisnis kita?
2. market share kita seberapa besar?
3. Modal awal kita?
4. Target BEP (balik modal)?
5. Kompetitor dst..
Yang hal tersebut hrs diawali dengan
1. Survey pasar.
2. Jaringan luas.
3. Pandai intip peluang
4. Mental tahan banting dst..
Maaf, itu strategi yg saya pake di dunia bisnis saya (dan bukan dibidang webhosting). Mungkin ada yg keliru silahkan di betulkan..
 
Sebetulnya, bisnis web hosting itu sama seperti bisnis lainnnya. Yang membedakan hanya pola Public Relation, marketing, dan customer support.

Ketika kita jualan barang, jelas butuh bahan baku. Kita akan berpikir web server dan domain name sebagai bahan bakunya kan ?. Itu yang harus dipikirkan untuk mengatur pengeluaran dan seimbangkan dengan target pemasukan.

Jika kita bicara cashflow dan keberlangsungan bisnis, saya ingin bertanya lagi, apakah bisnis ini dijalankan secara personal atau tim ?

Kemungkinan saya bisa mewakili untuk sekedar celotehan pada bisnis untuk personal dan padat orang. Saya memulai dari personal menuju ke padat karya, yang harus dipikirkan pada dasarnya adalah manajerial keuangan dan pengeluaran.

Meski itu personal ataupun padat karya (perusahaan), harus disiplin membedakan uang pribadi dan uang bisnis. Jangan dicampur adukkan.

Hal diatas adalah kondisi umum yang wajib diterapkan, terlepas dari kondisi permodalan. Sekarang, kita bicara mengenai permodalan. Jika Anda memulai dari nol, jelas membutuhkan modal (uang). Mau hutang di bank atau pake tabungan sendiri, yang jelas harus rasional. Bisa melindungi bisnis Anda selama beberapa periode (misal 2 tahun). Jika Anda tidak punya modal, gunakan kreatifitas diri untuk mengumpulkan modal. Saya pergunakan web desain sebagai pengumpul modal. Web desain tuh gak keluar modal, cuma otak dan tenaga saja, kemudian dapat duit. Nah, duit itu ditabung utk modal beli reseller > VPS > dan akhirnya dedicated.

Jika Anda ada modal, maka modal itu harus siap menanggung pengeluaran selama 1-2 tahun. Masa itu pergunakan untuk kampanye/marketing besar-besaran agar mencapai target keuntungan. Masa-masa yang harus diwaspadai dalam bisnis bermodal pada umumnya, kurang lebihnya spt ini :

- Tahun 1-2 : Masa pembangunan sambil mengumpulkan kapital income.
- Tahun 3 : Masa evaluasi : impas atau merugi. Klo impas, biasanya bisa jalan lagi, klo rugi, biasanya bisnis tutup.
- Tahun 3-4 : Masa-masa percobaan untuk berdikari. Penuh lika-liku cobaan bisnis.
- Tahun 4-5 : Bisa bernafas lega, dah gak mikir utang, masa penerapan strategi cem macem utk usaha Anda.
- Tahun 6-10 : Seharusnya bisa dibilang, masa keemasan.
- Tahun > 10 : Masa pikir bisnis laen ... ongkang-ongkang kaki hahahaha.

Seberapapun hebat website Anda, tapi kalau orang tidak kenal, pasti merugi.
Maaf bila informasi ini bias atau kurang jelas.
 
Anda melakukan Bisnis sejak tahun 2003 skrg tahun 2009 sudah 6 tahun berjalan, hebat.. berarti anda sekarang sudah memasuki masa keemasan dong :D

congrats
 
senang rasanya mengikuti thread sharing ini,
menilik pertanyaan pembuka thread serta setelah membaca sharing para pengusaha hoster2 besar disini saya kira untuk memulai usaha ini tentu semuanya harus dihitung. apa yang dihitung? coba baca thread sebelumnya.

dari Thread pembuka
gimana kalau misalkan sebelum 1 tahun kita baru mendapatkan 200 customer dan mendapati bahwa server kita tidak mampu lagi menghandle tambahan customer baru? otomatis tentunya penghasilan kita dari server ini secara bulanan akan terhenti sementara biaya server tetap berjalan bulanan seperti biasa.

Nah pembuatan paket2 hoster yang berlebihan baik harga yang terlalu murah serta tawaran serba unlimited dan tidak memperhitungkan kemampuan server mungkin bisa jadi penyebab masalah diatas. jika tidak perhitungkan kedepan bisa jadi boomerang.

kalau sya biasanya sebleum menentukan paket dan harga, saya riset dengan mengunjungi situs hoster2 besar untuk melihat bagaimana mereka menentukan paket dan harga jika sudah ketemu barulah kita sesuaikan dengan apa yang kita punya.

misalnya saya beli VPS 30Gb dan punya target untuk 200 account*,
perhitungan space 100MB x 200 = 20Gb - masih sisa 10GB untuk spare
misalnya harga VPS 600rb/bulan = 7.2jt/tahun
dengan paket A 100Mb = 50rb, maka 200 x 50rb = 10jt/tahun

jika paket terpenuhi maka saya untung 2.8jt/tahun

Nah bagaimana menentukan target
misalnya saya target dengan 7 pelanggan/bulan = 60% biaya VPS, maka saya harus siap 40% modal untuk bayar VPS + modal oprasional selama 12 bulan selanjutnya pada bulan ke 13 target terpenuhi dengan 14 pelanggan/bulan pendapatan 120% artinya biaya VPS telah terpenuhi dan 20% nya adalah keuntungan.

Nah dari perhitungan ini cashflow baru bisa lancar setelah bulan ke 13 meskipun masih merugi

ini hanya perhitungan dari paket terkcil, dengan pembuatan beberapa paket lainya bisa jadi untung makin besar atau malah makin merosot karena salah bikin paket.

yah sedikit pengalaman nyata karena usaha saya alhamdullilah masih stand sampai skr.:)

tq ke pembuat thread dan para master atas sharingnya :)
 
Last edited:
Jangan lupa menghitung utilitas CPU dan memory.

misal kita memiliki singgle CPU, jika masing2 account menggunakan 5% avg CPU time. berarti server kita hanya bisa melayani 20 account. diatas jumlah ini maka server akan mengalami kelebihan beban.

biasanya utilitas CPU dan memory tercapai lebih dulu daripada space dan bandwith. Jadi kalau ini tidak dihitung, walaupun masih banyak tersedia space dan bandwith, server tidak mampu lagi melayani visitor.
 
- Tahun 1-2 : Masa pembangunan sambil mengumpulkan kapital income.

Brand building :D, vital untuk menentukan tercapainya target yang kita tentukan sebelumnya untuk mendukung perhitungan cash flow.

Seperti yang disebutkan oleh Om YosDuoS, secara general resource harus dihitung dengan seksama, kaitannya tentunya dengan harga jual.

Pada tahap brand building phase awal berkembangnya bisnis kita harus bisa secerdas mungkin memposisikan brand kita, cara mudah, shortcut yang cenderung diambil adalah dengan menyediakan layanan dengan harga semurah mungkin, seperti yang disebut oleh Om PusatHosting bakal jadi bumerang buat kita :D.

Anyway, saya sendiri masih pada phase awal sehingga belum bisa share lebih banyak lagi, jadi saya juga menunggu dedengkot hosting yang sudah malang melintang :D, siapa tau ada yang bisa dipelajari jurusnya.
 
saya menyimak threat ini dr awal. thanks pak tajid dkk...

Yang jadi pertanyaan saya adalah, berapa modal idealnya agar seseorang (1 orang tanpa karyawan) bisa memulai jalankan suatu hosting yang jual shared dan reseller selama 1 tahun dengan stabil?
 
Last edited:
saya menyimak threat ini dr awal. thanks pak tajid dkk...

Yang jadi pertanyaan saya adalah, berapa modal idealnya agar seseorang (1 orang tanpa karyawan) bisa memulai jalankan suatu hosting yang jual shared dan reseller selama 1 tahun dengan stabil?

Terlalu menjurus pertanyaanya pak.

hahaha maaf2 cuma pengen bergurau, ngusir kantuk
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top