Om mnordins, Om Hadi @PusatHosting, dan rekan semua,
Mungkin bisa diambil jalan tengah ya (seperti yang kita lakukan di Rumahweb sekarang ini). Reseller bisa membantu memverifikasi awal kelengkapan persyaratannya, baru di submit ke DigitalRegistra menggunakan auto-provisioning. Dengan demikian domain aktif dan persyaratan setidaknya 80% pasti kami approve karena kami yakin rekan2 reseller juga menggunakan cara yang sama selama ini ke customernya (memastikan customer lengkap duluan). Ini bisa meminimalkan resiko mendapatkan klien bonek (nggak punya persyaratan) dan sok preman (minta refund).
Untuk booking domain sebenarnya memungkinkan (dalam batas 5 hari, tapi kami akan mengambil batas aman 4 hari), tapi tujuannya bukan untuk meng-hold domain, melainkan untuk koreksi nama apabila ada typo.
Artinya domain yg salah ketik bisa di delete tanpa kami selaku registrar harus bayar ke registry. Fasilitas ini sebenarnya bisa dipakai buat "booking".
Tapi kalau keseringan menggunakan fasilitas ini, kami bisa kena sangsi dari PANDI karena dianggap melakukan "domain squatting". Di draft PKS yang kami terima, kami melihat salah satu point tentang domain squatting / cybersquatting yang tidak diperkenankan oleh PANDI selaku pemegang policy utama (referensi :
Cybersquatting - Wikipedia, the free encyclopedia)
Nah beda halnya dengan domain personal (web.id dan my.id). Beranikah rekan2 menanggung jika terjadi masalah dengan domain tersebut?
Untuk launch, kami belum berani membuka pendaftaran sampai PKS antara PANDI dan Digital Registra syah ditandatangani kedua pihak. Namun pricing seharusnya bisa kami release sebelumnya (mengingat udah banyak banget yang minta pricing).