Melihat point ini, jika saya di posisi bapak maka hal yg akan saya lakukan yaitu
1. Melakukan komunikasi dengan internal Pondok Pesantren dan mencari info, apakah sebelumnya pernah ada intruksi atau sejenisnya dalam pendaftaran domain dan hosting hingga design webnya, jika ada baru dicari tahu kepada siapa?
Baru ditelusuri ybs dan dicari contactnya dan diajak komunikasi
Jika tidak dapat contactnya lg, disiapin data2 pendukung yg mengatakan bapak adalah betul perwakilan dari Pondok Pesantren terkait dan ingin melanjutkan domain/hosting/web yg ada
2. Jika emang dari Pondok Pesantren tidak pernah memberikan instruksi atau amanah kepada seseorgn untuk register domain/hosting hingga design web, maka siapin juga data-data pendukung yg menguatkan jika bapak betul perwakilan dari Pondok Pesantren dan berikan ke hoster terkait dengan tujuan :
a. Mendapatkan informasi terkait siapa yg mendaftarkan domain/hosting ke hoster tersebut untuk berkomunikasi lebih lanjut,
b. Jika contact ybs tidak didapatkan maka ajukan keberatan karena content yg ditampilkan adalah milik Pondok Pesantren bapak dan bapak tidak ingin hal itu dipublish oleh pihak lain selain dari perwakilan Pondok Pesantren bapak, maka pilihannya
b.1. Minta akses dari hoster terkait tentunya dikuatkan dgn data (ini cukup sulit),
b.2. Minta disuspend hingga yg register konfirmasi,
b.3. Minta Hoster menjembatani antara bapak dan yg register awal
Curiganya sejauh ini email bapak tidak direspon karena data tidak mendukung jd demi menjaga privasi pelanggan dan takutnya email bapak terindikasi spam atau orang yang mengaku-ngaku, oleh sebab itu saran saya buat laporan resmi dan dilengkapi data
Jika dari hoster terkait tidak ada respon juga baru naik ke level atasnya,
Paralel coba bapak cari tahu juga ini Arwani Lodan dan email
[email protected] sesuai data whois dan dikomunikasikan,