MasterCard Website Hacked By Indonesian Hackers


Status
Not open for further replies.
Iseng tapi punya 2 potensi:
1. Dapat reward karena selain deface mereka infokan celah keamanan ke target dengan baik2
2. Dapat hadiah hotel prodeo dari kegiatan yg dianggap target membahayakan keamanan data keuangan maupun privacy user
 
Kira2 kalian bangga gak kalau ada anak kecil merusak pintu rumah kalian, dan nulis kata-kata alay di tembok kalian, hanya untuk membuktikan bahwa mereka bisa dan ngasih tahu kalau pagar kita kalian tidak dikunci? Apalagi kalau mereka ngambil barang-barang pribadi kalian dan menyebarkannya ke seluruh komplek.

Kalau saya pribadi tidak bangga. Yang aneh di dunia ini, sering kali yang disalahkan adalah korbannya. Seperti kasus pemerkosaan yang disalahkan adalah wanitanya yang pakai pakaian minim (walaupun ini juga tidak benar di sisi lain - agama, moral). Kenapa bukan pemerkosanya? Atau kemalingan yang disalahkan malah pemilik rumah yang lupa ngunci (walaupun ini juga keteledoran yg merupakan hal lain). Kenapa bukan malingnya?

Alangkah indahnya kalau kita bisa hidup di masyarakat yang saling menjaga, sehingga kita tetap merasa aman meninggalkan rumah walaupun suatu saat lupa ngunci pintu. Karena tidak ada cara untuk membuat kita 100% aman. Yang ada hanya berusaha meminimalisir resiko.

Saya pikir beda konteksnya mas, antara buka celah keamanan cyber dengan perkosaan. Dalam kasus perkosaan saya sepakat yg harus disalahkan adlah pemerkosanya.

Dalam membongkar celah keamanan cyber saya mungkin antara pro dan kontra, karena toh ini semata-mata medan beradu ilmu antara kelompok berdasi (departemen IT terorganisir, yang merancang kemanan cyber perusahaan) dengan kelompok diluar itu. Motifnya pun bermacam-macam dari mulai alasan politis sampai sekedar ingin eksis, tidak sedikit juga yang bertujuan agar dapat dilirik dan dipekerjakan.

Singkatnya, dinamika seperti ini tetap kita butuhkan, toh perkembangan teknologi hari ini tak lepas dari proses seperti ini.
 
Beda sudut pandang sih. Kalau menurut saya membuka celah keamanan (dengan cara merusak) dan perkosaan sama2 bikin marah dan malu korbannya. Beda dengan kalau menemukan celah keamanan dan ngasih tahu ke empunya secara baik-baik.

Kalau soal adu ilmu, lha dalam hal perampokan, maling, perkosaan juga ada ilmunya bagi para pemainnya. Mereka juga kadang saling adu ilmu hebat2an.

Yang saya yakini, ilmu itu harusnya bukan untuk merusak, tapi untuk kebaikan. Membuat orang lain marah dan malu bukanlah kebaikan.
 
sekelas mastercard bisa kecolongan juga. menjaga keamanan website (contoh kasus) adalah sekumpulan proses yang terus dilakukan secara berkesinambungan. dan org yang terlibat juga ngak hanya programmer doank, sysadmin ada, netadmin ada. pentester ada.
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top