Mostly banyak faktor. Seperti yang sudah disebut senior2 di atas.
Faktor utama, khusus Indonesia, sebetulnya adalah listrik dan kelistrikan. Kenapa? Karena cuman ada 1 pemasok, seperti yang kita sudah ketahui, yaitu PLN. Perusahaan Listrik Negara. (walau ada juga listrik swasta di daerah tertentu, cuman terbatas). Nah selama masalah ini belum terselesaikan, ya gak gampang sih, membangun uptime yang sempurna.
Tier 4 DCI Cibitung, memiliki pembangkit listrik sendiri sebagai source backup electricity. Tetapi kan semua UUD. Mau yg listriknya handal, mau yang upstreamnya ciamik, mau yang multiupstream dan multiupstreamnya semua ciamik, tentu UUD lg. Cost bandwidth hampir setiap tahun turun (menukik malah), tetapi tidak dengan cost datacenter. IDC Duren Tiga boleh mati listrik thn 2019. Tetapi sebulan setelah mati listrik, IDC menaikkan harga sewa rak duren tiga. Hehehe, hebat kan, dan jarang ada yang tutup rak (minggat krn harga naik ini).
Di antara data center, masing2 memiliki VP (value proposition) bisnisnya sendiri2. Itu yg membuat customer "betah" atau ogah pindah. Kalau soal uptime, ya rasanya menyusul. Atau biasanya seperti yang kita lakukan, punya rak di 2 DC yang berbeda. Tetapi semua berbalik ke UUD (ujung ujungnya duit) pastinya.
Jadi........... khusus untuk Indonesia. Uptime bukan majority concerning factor lagi. Duit duit duit. Murah murah murah. Uptime 95% okey lah, selama link lokal masih nyala. Gimana setuju gak om TS?