Home Server Dengan PC Bekas


Btw ada punya cerita terkait fitur High availability tidak pak, pola kerjanya bagaimana?
Sependek yang kami pahami, VyOS (seperti pendahulunya Vyatta) punya 2 cara untuk menyediakan HA, yaitu menggunakan VRRP dan Clustering. VRRP ini untuk menyediakan failover di level router, sementara clustering di level service. Kami hanya pernah mengimplementasi VRRP. VRRP ini implementasi yang sama dengan KeepAlived di server-server Linux. Seperti juga KeepAlived, metodenya menggunakan floating IP yang berpindah-pindah antara master dan slave jika mendeteksi salah satu diantaranya mati (slave akan mengambil floating IP ini dari master jika master mengalami kegagalan operasi dan mengembalikannya saat master sudah bekerja kembali). Jadi ada satu IP yang "melayang" di antara kedua router, selain IP yang jadi IP tetap (fixed) di kedua router. Client akan menggunakan floating IP ini sebagai gateway-nya.

Di artikel berikut ini, ada gambar yang bisa menjelaskan hal di atas. Kebetulan penjelasannya ini soal heartbeat di keepalived tapi ini juga yang terjadi di VRRP untuk mengimplementasikan fitur HA:


Semoga membantu.
 
jika mendeteksi salah satu diantaranya mati (slave akan mengambil floating IP ini dari master jika master mengalami kegagalan operasi dan mengembalikannya saat master sudah bekerja kembali).
Nah saya fokusnya failover di level router, jika down total (ping rto) mungkin tidak ada issue, tapi jika kejadiannya intermitten/putus-putus, apakah dia juga membaca berdasarkan kualitas koneksi, jadi apakah dia akan memilh dengan kualitas koneksi paling baik di antara salah satunya ?


Btw, untuk om TS @yukebrillianth maaf OOT mungkin setelah om @hostbadak jawab yang ini tidak lanjut lagi :77:
:4:
 
Bisa juga coba OPNSense yang merupakan fork dari pfSense. IMHO, lebih simple GUInya.



Belakangan konsep software-defined network ini mulai banyak penggunanya terutama yang menggunakan Mikrotik RouterOS. Kami sendiri menggunakan VyOS (penerus Vyatta) dan cukup puas dengan kinerjanya :113:
wah saya belum sempet nyoba sama sekali, nanti kalau udah butuh mungkin mau nyoba-nyoba openWRT, RouterOS, PFSense, VyOS, dll. Baru tau juga ada VyOS, terimakasih infonya tuan :113:
 
Nah saya fokusnya failover di level router, jika down total (ping rto) mungkin tidak ada issue, tapi jika kejadiannya intermitten/putus-putus, apakah dia juga membaca berdasarkan kualitas koneksi, jadi apakah dia akan memilh dengan kualitas koneksi paling baik di antara salah satunya ?


Btw, untuk om TS @yukebrillianth maaf OOT mungkin setelah om @hostbadak jawab yang ini tidak lanjut lagi :77:
:4:
wah ya tidak apa-apa tuan, saya jadi tau tentang failover di level router
 
Nah saya fokusnya failover di level router, jika down total (ping rto) mungkin tidak ada issue, tapi jika kejadiannya intermitten/putus-putus, apakah dia juga membaca berdasarkan kualitas koneksi, jadi apakah dia akan memilh dengan kualitas koneksi paling baik di antara salah satunya ?

Sepemahaman kami, tidak. Tapi ini akan tergantung bagaimana skenario implementasinya di kondisi sebenarnya. Apakah dua server itu ada di satu data center (satu lokasi) atau berbeda. Di kondisi yang tidak memungkinkan untuk ping/advertise bisa diselesaikan dalam tenggat waktu yang sudah ditentukan di file config (biasanya diset sekitar 1-3 detik), maka router slave akan mengambil alih peran masternya. Dan mengembalikan peran itu saat dia bisa kembali menemukan (via ping/advertise) masternya. Jika kondisinya ini diketahui oleh admin dan sering terjadi dan admin tahu betul router master dan slave dalam kondisi baik, maka waktu tenggatnya bisa dibesarkan sementara agar proses pemindahan IP tidak terjadi berulang2. Dari sisi client, client tidak akan bisa memilih lewat router yang mana dia akan lewat saat koneksinya tidak baik, karena default gatewaynya adalah floating IP. Maka di mana pun floating IP itu sedang berada, antara router master atau slave, client akan melewati router tersebut. Kedua router itu yang menentukan siapa di antara mereka yang memegang peranan untuk menjadi router active di satu waktu tertentu. CMIIW.

Btw, untuk om TS @yukebrillianth maaf OOT mungkin setelah om @hostbadak jawab yang ini tidak lanjut lagi :77:
:4:

Iya yah, mohon maaf untuk teman2 yang merasa terganggu. Kalau masih ada yang mau ditanya2, supaya tidak mengganggu yang lain, mungkin nanti bisa diskusi di thread terpisah :)

Semoga bermanfaat.
 
Sepemahaman kami, tidak. Tapi ini akan tergantung bagaimana skenario implementasinya di kondisi sebenarnya. Apakah dua server itu ada di satu data center (satu lokasi) atau berbeda. Di kondisi yang tidak memungkinkan untuk ping/advertise bisa diselesaikan dalam tenggat waktu yang sudah ditentukan di file config (biasanya diset sekitar 1-3 detik), maka router slave akan mengambil alih peran masternya. Dan mengembalikan peran itu saat dia bisa kembali menemukan (via ping/advertise) masternya. Jika kondisinya ini diketahui oleh admin dan sering terjadi dan admin tahu betul router master dan slave dalam kondisi baik, maka waktu tenggatnya bisa dibesarkan sementara agar proses pemindahan IP tidak terjadi berulang2. Dari sisi client, client tidak akan bisa memilih lewat router yang mana dia akan lewat saat koneksinya tidak baik, karena default gatewaynya adalah floating IP. Maka di mana pun floating IP itu sedang berada, antara router master atau slave, client akan melewati router tersebut. Kedua router itu yang menentukan siapa di antara mereka yang memegang peranan untuk menjadi router active di satu waktu tertentu. CMIIW.



Iya yah, mohon maaf untuk teman2 yang merasa terganggu. Kalau masih ada yang mau ditanya2, supaya tidak mengganggu yang lain, mungkin nanti bisa diskusi di thread terpisah :)

Semoga bermanfaat.
Terimakasih banyak pak penjelasannya

Jika bapak atau teman-teman yang lain ada menemukan tool atau script yang bisa melakukan failover di level router berdasarkan perbandingan kualitas koneksi (misal dalam 30 count ping, berapa lost, berapa max latency dan berapa jitter) mana nilai yang terbaik maka akan diarahkan ke jalur tersebut bisa berbagi info (sebenarnya tools yang berbayar ada tapi perlu insvest lagi)

Sebenarnya sekarang sudah jalan dengan netwatch mikrotik v7 tapi masih belum begitu puas, masih was-was jika ada kemungkinan terburuk terjadi

Mohon maaf sudah bajak thread Om @yukebrillianth, ayo pak @hostbadak kembali ke jalan yang benar, eh maksudnya kembali ke topik thread :4:

:77:
 
UPDATE

Saat ini isp yang saya gunakan (firstmedia) sudah tidak menggunakan ip publik, entah hanya untuk beberapa pelanggan atau sudah semua pelanggan.
View attachment 7068

Tetapi untuk server saya yang menggunakan cloudflared tunnel hingga saat ini tidak ada maslah.
View attachment 7069
View attachment 7070
Wah, sayang banget udah mainan NAT ya, si FM... Pdhal blok v4 mereka masih banyak~
Lalu, kalo saya sih dirumah udah run IPv6 native hehehe, jadinya tinggal ketik address mesinnya, dan bisa diakses dari mana aja deh... Lalu kalo misalkan jaringannya blm bisa IPv6, bisa pake WARPnya Cloudflare :D
 
Terimakasih banyak pak penjelasannya

Jika bapak atau teman-teman yang lain ada menemukan tool atau script yang bisa melakukan failover di level router berdasarkan perbandingan kualitas koneksi (misal dalam 30 count ping, berapa lost, berapa max latency dan berapa jitter) mana nilai yang terbaik maka akan diarahkan ke jalur tersebut bisa berbagi info (sebenarnya tools yang berbayar ada tapi perlu insvest lagi)

Sebenarnya sekarang sudah jalan dengan netwatch mikrotik v7 tapi masih belum begitu puas, masih was-was jika ada kemungkinan terburuk terjadi

Mohon maaf sudah bajak thread Om @yukebrillianth, ayo pak @hostbadak kembali ke jalan yang benar, eh maksudnya kembali ke topik thread :4:

:77:
netwatch nya untuk parameter interval dan timeout diset berapa ms om ?
 
netwatch nya untuk parameter interval dan timeout diset berapa ms om ?
Untuk saat ini jalan dgn interval 2m, timeout 2s, loss percent 3%, loss count 10, thr max 45, packet-count 50, dengan anggapan (mohon dikoreksi jika kurang tepat) jika kondisi tersebut terpenuhi maka akan dianggap down dan menjalankan perintah untuk reroute dan jika belum mencapai maka dianggap up dan tetap berjalan

Dengan kondisi hal tersebut jalan dengan backhaul wireless PTP jadi jika salah satu link kualitasnya tidak bagus akan auto disable (latency normal 20-25ms)

Yang belum berjalan melakukan pengkondisian, jika salah satu down total dan satu lagi intermitten maka akan tetap lewat yang intermitten
 
Back
Top