Harga awal ketika .id dibuka untuk umum adalah 500K kemudian karena ada desakan dari publik yang merasakan harga segitu kemahalan maka PANDI menurunkan menjadi 250K yang berlaku sampai sekarang. Dari situ sudah terlihat bahwa "nilai pasar" .id turun dan setidaknya stabil sampai sekarang. Itu bahkan belum termasuk seringnya promo diskon registrasi/renewal/transfer oleh para registrar di Indonesia yang terkadang bisa mencapai 75%.
Di sini cara berpikir dan logikamu mulai berantakan. Itulah saya tulis sebelumnya bedakan penggunaan pribadi dengan tukang ternak domain seperti kamu.
Orang kalau sudah jadi investor, hobiist dan koleksi maka mereka siap dengan yang namanya modal. Mereka sudah berhitung dengan modal X profit. Jadi keluar uang untuk beli domain dan perpanjangan itu sudah dihitung sebagai pengeluaran modal dengan kalkulasi bahwa setelah sekian xxx waktu maka profit akan didapat. Masalah berapa besar modal yang dikeluarkan berbanding berapa lama akan profit dalam bisnis domain itu tergantung dengan kejelian dan nilai domain itu sendiri.
Apakah para investor domain akan protes harga daftar mahal sedangkan mereka bisa jual domain itu seharga 700 juta?
Kenapa harus memaksakan untuk beli .id yang harga 250K kalau kamu bisa beli .web.id seharga 50K saja?
Jangan jawab dengan itu hak mereka.
Semua orang juga punya hak untuk beli Mitsubishi Pajero tapi apakah semua orang punya kemampuan untuk beli Pajero? Sedangkan di luar sana ada banyak alternatif yang jauh lebih murah? Toh sama-sama mobil.
Terus orang yang gak mampu beli Pajero akan protes ke Mitsubishi karena harganya kemahalan?
Apakah dengan .id bisa langsung nomor 1 di Google?
Apakah tanpa .id kamu gak bisa dapat iklan?
Itulah namanya positioning dalam domain. TTS dan TTD.
Argumenmu cuma kaya kaya kaya!
Kalau kamu gak bisa bayar domain .id tapi kamu jualan dan investasi di sana berarti ada yang salah dengan bisnis kamu. Segera perbaiki daripada stress mikirin bayar domain tapi belum laku.
Gak perlu jadi orang kaya untuk bisa bayar 250K setahun.
Orang punya 1 web/blog dengan domain .id 250K plus hosting 300K per tahun. Total 550K. Jika dia monetisasi web/blog dan berisi kontent yang berkualitas. Ada trafik yang lumayan dan dalam 1 bulan dapat fee 1 juta dari iklan plus content placement/sponsoring post. Maka bayar 550K untuk 1 tahun itu tentu gak kemahalan karena dengan nilai domain .id dia saja setidaknya ada income 12 juta per tahun.
Beda dengan orang yang punya 5 domain .id dan bikin web/blog tidak ada isi apa-apa cuma copas, iklan direject terus. Trafik minimalis. Gak ada income. Ya pasti bilang daftar dan perpanjangan domain .id pasti mahal. Karena dia salah dalam berbisnis.
Terus kalau ada investor yang punya 100an domain .id tapi belum profit. Gimana?
Kalau kamu merujuk argumen hanya berdasarkan pengalaman pribadi. Saya juga beli domain .id dan sudah perpanjang.
Jangan melihat sesuatu hanya dari kemampuan kamu saja tapi lihat kemampuan orang secara umum. Buat saya iPhone X kemahalan banget tapi buat orang lain beli iPhone kayak kacang goreng. Apa iPhone kemahalan bagi mereka?
Di sini sudah kelihatan kalau kamu gak menghargai pendapat member-member lain yang sudah kontribusi di trit kamu. Para member itu bukan Zigan Pragata dengan argumen spektakuler-nya.
Kamu menanyakan dasar argumen member lain? Tapi kamu argumen kamu sendiri hanya berdasarkan pengalaman pribadi. Pengalaman setiap orang gak sama. Kemampuan finansial kamu juga gak sama dengan member lain.
Kamu gak baca postingan pertama saya di trit ini. Di sana sudah jelas saya berikan argumen mengenai positioning dan reasoning kenapa domain .id seharga 250K sudah sesuai seperti itu. Solusi pun sudah saya berikan. Tapi memang kamu yang gak mau menerima pendapat orang lain aja sampai jadi panjang gini.
Bayar karyawan juga termasuk biaya operasional. FIX :21:
www.diskusiwebhosting.com