Harusnya disamakan dulu persepsi MLM itu apa, sampai ntar malem terompet tahun baru bunyi juga pasti ngambang. Hehe...
Pribadi: MLM = seperti yang sudah digaris-bawahi sebelumnya, hanya sistem penjualan. Tolong kesampingkan dulu MLM itu yang door to door, persentasi, ngajak gabung, dsb (yang selama ini ada di benak masyarakat).
=====================
Secara sistem penjualan, web hosting bisa dikatakan MLM, kenapa? Berakar. Dari (tertinggi) - root - reseller - sub reseller - dst.
Produk/jasanya apa? Hosting dan domain.
Secara sistem penjualan, pulsa bisa dikatakan MLM, kenapa? Sifatnya sama seperti kita (web hosting). Berakar, dari root - ibu-ibu toko kelontongan.
Produk/jasanya apa? Pulsa.
Secara sistem penjualan, ibu-ibu kelontongan juga MLM, kenapa? Dari distributor, grosiran, sampai ibu-ibu itu buka toko dari pagi sampai malam.
Produk/jasanya apa? Sabun mandi, kecap, telur, mie instan, dll.
Secara sistem penjualan, Tuan sista jualan baju dropship juga MLM. Dari supplier, Tuan sista dropshipin jadi reseller, Anda jual lagi, dst.
Produk/jasanya apa? Pakaian.
Nah, yang ada di benak masyarakat selama ini istilah tentang MLM itu: upline-downline, bonus, dsb. Memang betul.
4 contoh yang saya paparkan bonus/rewardnya berupa: client, keuntungan, perluasan jaringan, dll.
Terlepas MLM yang sesungguhnya ada bonus, keuntungan berlipat, dsb. Itu hanya kemasan saja. Pada intinya sama. Hanya beda produk.
Masalahnya kita lebih dulu mengira MLM itu orang berdasi, persentasi, nawarin bonus berlipat, ekspektasi berlebihan. Hehe...
Bagus kok MLM itu, tapi... Produk yang dijualnya apa dulu? Bermanfaat tidak untuk masyarakat. Itu.
Ke-4 yang saya paparkan di atas juga tanpa persentasi orang pasti ingin gabung kan? Beda kalau produknya identik dengan obat-obatan, memangnya client ingin sakit tiap hari? Alhasil, bonus penjualan lah yang dikemas.
Gimana, sederhana bukan?