Minimal
Apprentice 1.0
Sorry logika-nya ngawur. Hanya untuk menjustifikasi bahwa trading itu bukan judi namun mengorbankan segala hal dengan menyebut mereka sebagai judi, bahkan sampai melahirkan pun dibilang judi.
Ini sama saja dengan bilang bahwa semua hal di hidup ini judi kecuali trading.
So, saya juga bisa bilang kalo sekolah pun judi karena kita tidak tahu bisa jadi apa nanti setelah lulus, iya kan? Ada orang yang ranking 1 terus dari SD sampai cum laude kuliah tapi cuma dapat kerjaan pegawai kantoran gaji UMR kalah sama orang yang sekolahnya gak benar tapi bisa kerja jadi pengusaha real-estate.
Kalau sekolah yang belum pasti aja itu judi, kenapa harus sekolah?
Kalau mau ditarik lagi lebih dalam lagi, Hidup juga judi? Karena kita gak tahu besok, lusa, minggu depan atau kapanpun kita bisa mati? Terus kenapa kita hidup?
Terus tiba-tiba kalau kita gak mau lagi hidup dan gak sekolah lagi dan memutuskan untuk jadi trader dan main saham bisa dibilang tidak judi, gitu?
Ini semua cuma masalah legalitas dan produk hukum yang mengatur hal-hal tersebut. Itulah ada namanya hukum positif. Judi ilegal di Indonesia tapi legal di Amerika Serikat. Judi juga ada hitungan matematika-nya. Judi gak sekedar togel atau lotere.
Efek rokok dan narkoba itu hampir sama, menyebabkan candu dan berbagai komplikasi penyakit yang dapat membahayakan kesehatan penggunanya. Tapi kenapa hanya narkoba yang dilarang?
Togel dan lotere juga sama dengan kuis-kuis di televisi yang mana mengharuskan masyarakat untuk mengirimkan SMS atau beli produk tertentu terus nanti diundi dan siapapun pemenangnya akan dapat hadiah. Bukankah itu juga skema yang ada di togel dan lotere? Kenapa hanya togel yang dilarang?
Jadi, untuk mengambil kesimpulan, premisnya harus benar dulu.
Ini sama saja dengan bilang bahwa semua hal di hidup ini judi kecuali trading.
So, saya juga bisa bilang kalo sekolah pun judi karena kita tidak tahu bisa jadi apa nanti setelah lulus, iya kan? Ada orang yang ranking 1 terus dari SD sampai cum laude kuliah tapi cuma dapat kerjaan pegawai kantoran gaji UMR kalah sama orang yang sekolahnya gak benar tapi bisa kerja jadi pengusaha real-estate.
Kalau sekolah yang belum pasti aja itu judi, kenapa harus sekolah?
Kalau mau ditarik lagi lebih dalam lagi, Hidup juga judi? Karena kita gak tahu besok, lusa, minggu depan atau kapanpun kita bisa mati? Terus kenapa kita hidup?
Terus tiba-tiba kalau kita gak mau lagi hidup dan gak sekolah lagi dan memutuskan untuk jadi trader dan main saham bisa dibilang tidak judi, gitu?
Ini semua cuma masalah legalitas dan produk hukum yang mengatur hal-hal tersebut. Itulah ada namanya hukum positif. Judi ilegal di Indonesia tapi legal di Amerika Serikat. Judi juga ada hitungan matematika-nya. Judi gak sekedar togel atau lotere.
Efek rokok dan narkoba itu hampir sama, menyebabkan candu dan berbagai komplikasi penyakit yang dapat membahayakan kesehatan penggunanya. Tapi kenapa hanya narkoba yang dilarang?
Togel dan lotere juga sama dengan kuis-kuis di televisi yang mana mengharuskan masyarakat untuk mengirimkan SMS atau beli produk tertentu terus nanti diundi dan siapapun pemenangnya akan dapat hadiah. Bukankah itu juga skema yang ada di togel dan lotere? Kenapa hanya togel yang dilarang?
Jadi, untuk mengambil kesimpulan, premisnya harus benar dulu.