Lebih tepatnya 1 lisensi untuk 1 domain. Dua-duanya sama.
Kalo butuh install di lebih dari satu domain, ya beli lisensi lagi.
AWBS udh cukup lama dibuat, tapi updatenya agak lama, sekarang baru versi 2.8.1 sementara WHMCS udah versi 3.8.1. Kebutuhannya (resource) relatif lebih tinggi dibanding WHMCS, dan memang sepertinya lebih berat dibanding WHMCS. Butuh waktu belajar (learning curve) yg lebih lama dibanding WHMCS yg relatif lebih mudah.
Sebagai billing system (fitur utama kedua software ini), dua-duanya bagus, dalam arti memang bekerja sesuai yg diharapkan. AWBS mendukung multicurrency, WHMCS nggak. Kalo pake 2checkout, AWBS rada panjang konfigurasinya, harus bikin paket satu-satu (per periode billing) di 2checkout.
Fitur support ticket, WHMCS lebih bagus, walaupun katanya di versi terbaru AWBS ada peningkatan, tapi saya gak ngeliat peningkatan yg berarti. Fitur ini di AWBS kayaknya cuman seadanya.
Antarmuka admin, WHMCS jauh lebih sederhana dan mudah digunakan.
Secara fitur, AWBS punya lebih banyak fitur yang ditawarkan. Dulu sempat dikembangin in-house ID protect, sayangnya gak bekerja dengan baik dan sekarang udah gak dikembangin lagi. Padahal kayaknya fitur ini bisa jadi solusi buat reseller domain yang harus bayar mahal utk dapetin private whois (whois privacy). Sebagai info, walaupun gak pake AWBS, dulu Bluehost pernah menerapkan fitur ini sebelum resmi menjadi registrar dengan nama fastdomain.
Secara umum, WHMCS lebih enak digunakan, enteng dan gampang. Kustomisasinya juga lebih gampang. Sistem template AWBS versi terbaru memang lebih bagus dari sebelumnya, juga udah XHTML compliant, tapi WHMCS masih lebih enak.
AWBS awalnya dikembangkan utk meniru fitur dan memfasilitasi API dari enom. Gak heran kalo fitur enom di-support banget, dan ini keunggulannya. Di AWBS udah lama bisa bikin childnameserver dan Managed DNS yg disediakan enom secara gratis.