white label atau tidak itu apa sich..???


Status
Not open for further replies.

wahyublogs

Beginner 2.0
siang mastah2,gi mana nich jualanya di akhirtahun mudah2an pada lancar-lancar aja dan makin sukses ya.......amin amin....

gini nich ada sedikit yang ngerundel dari kemarin+tambah2 tambah ilmu...!!!

1.Apa sich bedanya white label atau tidak..???
2.bisakah seumpa si A punya usaha hosting dan dia ambil dari reseller yang bukan white label dan dia inggin agar klien tidak mengetahuinya itu dengan cara apa..???dan apakah bisa.....?? (biasanya kalau gag whitelabel waktu creat cpanel email yang di kirimkan ke klien judulnya New account on (NAMA HOSTER YANG KITA JADIKAN RESELLER/TEMPAT BELI RESELLER))


udah itu aja mudah2an ada yang batu ya Tuan biar ilmu tentang webhosting saya bertambah,dan suatu saat bisa jadi hoster amin.......??!!!
 
1. while label, anda bisa buat baranding anda sendiri. jadi user tidak bisa dengan begitu mudah tau siapa upline anda. sementara kalo tidak white label... nanti klien anda bisa dengan mudah tau siapa upline anda.

masalahnya adalah, biasanya harga di upline lebih murah. nah, harga di anda lebih mahal. jadi klien akan berpikir akan lebih untung kalo beli sama upline anda langusung dari pada sama anda.

maka dari itu white label itu penting. ting dan ting.

2. kalo bagi saya tidak bisa. paling ente dikasih NS1.namadomain.com saja. tapi tetep tidak white label. nah, resikonya seperti point pertama di atas.

kalo saya mending ambil yang white label meski mungkin agak mahal namun kita bisa dengan nyaman buat branding tanpa di ketahui (dengan mudah) dimana kita beli/siapa uplinenya.
 
1. while label, anda bisa buat baranding anda sendiri. jadi user tidak bisa dengan begitu mudah tau siapa upline anda. sementara kalo tidak white label... nanti klien anda bisa dengan mudah tau siapa upline anda.

masalahnya adalah, biasanya harga di upline lebih murah. nah, harga di anda lebih mahal. jadi klien akan berpikir akan lebih untung kalo beli sama upline anda langusung dari pada sama anda.

maka dari itu white label itu penting. ting dan ting.

2. kalo bagi saya tidak bisa. paling ente dikasih NS1.namadomain.com saja. tapi tetep tidak white label. nah, resikonya seperti point pertama di atas.

kalo saya mending ambil yang white label meski mungkin agak mahal namun kita bisa dengan nyaman buat branding tanpa di ketahui (dengan mudah) dimana kita beli/siapa uplinenya.


wah makasih akirnya nambah ilmu.gi mana ya cara ngakali agar klien tidak mudah tau Tuan.....?????,apa dengan beli IP sendiri atau gi mana ya ..???
 
wah makasih akirnya nambah ilmu.gi mana ya cara ngakali agar klien tidak mudah tau Tuan.....?????,apa dengan beli IP sendiri atau gi mana ya ..???

sama saja Tuan meskipun pakai Dedicated IP. kalo dari upline anda tidak while label ya tetep aja klien bisa tau dengan mudah (klien udh pinter utk masalah trace saat ini).

while label itu misal gini Tuan..
ente beli di upline. upline ente webiste nya upline. com
nah, website ente reseller .com
kalo while label, ketika di trace maka nanti klien ente akan menemukan hostname server ente white-label. com.
namun, jika klien ente meneukan dengan mudah upline. com, maka itu bukan white label.

jadi white label itu bukan cuma dapet private ns1.reseller. com.

nah, untuk itu ente harus pastikan kemana hostname server di arahkan utk memastikan itu white label atau tidak.
 
siang mastah2,gi mana nich jualanya di akhirtahun mudah2an pada lancar-lancar aja dan makin sukses ya.......amin amin....

gini nich ada sedikit yang ngerundel dari kemarin+tambah2 tambah ilmu...!!!

1.Apa sich bedanya white label atau tidak..???
2.bisakah seumpa si A punya usaha hosting dan dia ambil dari reseller yang bukan white label dan dia inggin agar klien tidak mengetahuinya itu dengan cara apa..???dan apakah bisa.....?? (biasanya kalau gag whitelabel waktu creat cpanel email yang di kirimkan ke klien judulnya New account on (NAMA HOSTER YANG KITA JADIKAN RESELLER/TEMPAT BELI RESELLER))


udah itu aja mudah2an ada yang batu ya Tuan biar ilmu tentang webhosting saya bertambah,dan suatu saat bisa jadi hoster amin.......??!!!

Sebuah produk (termasuk hosting) dikatakan white label jika si produsen memperbolehkan instansi lain (termasuk perorangan) untuk di bandrol dengan merek selain merek aslinya. Tujuan utamanya adalah agar bisa lebih dekat dengan klien dari si reseller (karena harga dan sistem billing diatur oleh si reseller, bukan produsen).
Dari sisi produsen juga diuntungkan, karena reseller akan secara otomatis selalu membeli/berlangganan produk yang akan digunakan oleh kliennya. Jadi produsen tidak perlu repot-repot berpromosi.

Untung Rugi dari Sistem White Label :
PRODUSEN :
  • Keuntungan :
    • Tidak perlu repot-repot mempromosikan produk
    • Penjualan tetap berlangsung meskipun hanya terjadi pada sisi reseller
  • Kerugian :
    • Jaringan penjualan relatif sempit (karena sudah di-cover oleh reseller), sehingga apabila ada inovasi atau produk baru, harus mulai setidaknya seperti pada saat awal produk di publikasikan.
RESELLER :
  • Keuntungan :
    • Tidak perlu memproduksi sendiri
    • Lebih dekat dengan klien (personal image lebih melekat)
  • Kerugian :
    • Harga jadi relatif lebih mahal dibandingkan harga dari produsen
    • Apabila tidak paham akan produknya, akan direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan teknis produk (yang "biasanya" produsen lebih paham).
Perlu diperhatikan bahwa white label reseller juga bisa berarti produsen tidak akan ikut campur pada urusan reseller dengan klien, jadi perlu dipersiapkan pengetahuan teknis serta penanganan masalah (apabila terjadi). Biasanya produsen hanya mau menerima ekskalasi masalah, hanya dari reseller (bukan dari klien reseller).
Reseller pun juga menghadapi tantangan tersendiri. Karena dalam dunia hosting rata-rata produsen selain menjual paket reseller, juga menjual paket retail yang langsung bersentuhan dengan klien. Perang harga pun tidak dapat di hindari.
Contoh :
  • Asumsi Bandwith Unmetered
  • Saya adalah reseller dari perusahaan hosting A, dengan paket 2 GB seharga 50.000 per bulan.
  • Perusahaan A juga menjual secara retail paket shared hosting 100 MB seharga 10.000 per bulan
  • Setelah saya membuat kalkulasi sederhana pada Fixed Cost dan Variable Cost, ternyata harga jual ke klien untuk paket saya yang sama-sama sebesar 100 MB adalah 20.000 per bulan (dengan margin keuntungan dibawah 20%).
Analisa :
Harga produsen jadi lebih murah, bisa jadi dikarenakan biaya produksi mereka yang sifatnya massal. Sehingga beban biaya produksi per klien jadi lebih murah.

RESELLING PADA PAKET NON WHITE-LABEL
Bisa dilakukan dengan resiko klien dapat mengekskalasi permasalahan yang terjadi kepada produsen. Hal ini akan membingungkan produsen, karena transaksi dilakukan oleh RESELLER. Apabila produsen merasakan adanya kejanggalan, maka bisa jadi berakibat tersuspendnya akun tersebut.
Metode NON WHITE-LABEL biasanya menggunakan sistem discount, sehingga si Reseller hanya mendapatkan spasi margin keuntungan sesuai jumlah penjualan, bukan dari penjualan per unit.

Semoga Menginspirasi !!!

Sumber : Website beberapa hoster besar disini, dan Wikipedia
 
Sebuah produk (termasuk hosting) dikatakan white label jika si produsen memperbolehkan instansi lain (termasuk perorangan) untuk di bandrol dengan merek selain merek aslinya. Tujuan utamanya adalah agar bisa lebih dekat dengan klien dari si reseller (karena harga dan sistem billing diatur oleh si reseller, bukan produsen).
Dari sisi produsen juga diuntungkan, karena reseller akan secara otomatis selalu membeli/berlangganan produk yang akan digunakan oleh kliennya. Jadi produsen tidak perlu repot-repot berpromosi.

Untung Rugi dari Sistem White Label :
PRODUSEN :
  • Keuntungan :
    • Tidak perlu repot-repot mempromosikan produk
    • Penjualan tetap berlangsung meskipun hanya terjadi pada sisi reseller
  • Kerugian :
    • Jaringan penjualan relatif sempit (karena sudah di-cover oleh reseller), sehingga apabila ada inovasi atau produk baru, harus mulai setidaknya seperti pada saat awal produk di publikasikan.
RESELLER :
  • Keuntungan :
    • Tidak perlu memproduksi sendiri
    • Lebih dekat dengan klien (personal image lebih melekat)
  • Kerugian :
    • Harga jadi relatif lebih mahal dibandingkan harga dari produsen
    • Apabila tidak paham akan produknya, akan direpotkan dengan pertanyaan-pertanyaan teknis produk (yang "biasanya" produsen lebih paham).
Perlu diperhatikan bahwa white label reseller juga bisa berarti produsen tidak akan ikut campur pada urusan reseller dengan klien, jadi perlu dipersiapkan pengetahuan teknis serta penanganan masalah (apabila terjadi). Biasanya produsen hanya mau menerima ekskalasi masalah, hanya dari reseller (bukan dari klien reseller).
Reseller pun juga menghadapi tantangan tersendiri. Karena dalam dunia hosting rata-rata produsen selain menjual paket reseller, juga menjual paket retail yang langsung bersentuhan dengan klien. Perang harga pun tidak dapat di hindari.
Contoh :
  • Asumsi Bandwith Unmetered
  • Saya adalah reseller dari perusahaan hosting A, dengan paket 2 GB seharga 50.000 per bulan.
  • Perusahaan A juga menjual secara retail paket shared hosting 100 MB seharga 10.000 per bulan
  • Setelah saya membuat kalkulasi sederhana pada Fixed Cost dan Variable Cost, ternyata harga jual ke klien untuk paket saya yang sama-sama sebesar 100 MB adalah 20.000 per bulan (dengan margin keuntungan dibawah 20%).
Analisa :
Harga produsen jadi lebih murah, bisa jadi dikarenakan biaya produksi mereka yang sifatnya massal. Sehingga beban biaya produksi per klien jadi lebih murah.

RESELLING PADA PAKET NON WHITE-LABEL
Bisa dilakukan dengan resiko klien dapat mengekskalasi permasalahan yang terjadi kepada produsen. Hal ini akan membingungkan produsen, karena transaksi dilakukan oleh RESELLER. Apabila produsen merasakan adanya kejanggalan, maka bisa jadi berakibat tersuspendnya akun tersebut.
Metode NON WHITE-LABEL biasanya menggunakan sistem discount, sehingga si Reseller hanya mendapatkan spasi margin keuntungan sesuai jumlah penjualan, bukan dari penjualan per unit.

Semoga Menginspirasi !!!

Sumber : Website beberapa hoster besar disini, dan Wikipedia

Wowwwwwwwwwwwwww lengkap banget Tuan,makasih nich saya pelajari dulu ya....
 
1. while label, anda bisa buat baranding anda sendiri. jadi user tidak bisa dengan begitu mudah tau siapa upline anda. sementara kalo tidak white label... nanti klien anda bisa dengan mudah tau siapa upline anda.

masalahnya adalah, biasanya harga di upline lebih murah. nah, harga di anda lebih mahal. jadi klien akan berpikir akan lebih untung kalo beli sama upline anda langusung dari pada sama anda.

maka dari itu white label itu penting. ting dan ting.

2. kalo bagi saya tidak bisa. paling ente dikasih NS1.namadomain.com saja. tapi tetep tidak white label. nah, resikonya seperti point pertama di atas.

kalo saya mending ambil yang white label meski mungkin agak mahal namun kita bisa dengan nyaman buat branding tanpa di ketahui (dengan mudah) dimana kita beli/siapa uplinenya.

setuju sama oom Thehostingmurah :) daripada jadi reseller non white label mendingan jadi affiliate kalau hosting upline nya menawarkan fitur afiliasi :) Dengan white label, kita seperti punya jasa hosting sendiri yang mandiri.. prestisius pastinya :) IMHO yah.. :)
 
1. Hostname tidak mengarah ke domain utama upline atau si pemilik server
2. RDNS juga tidak disetting dengan domain utama upline.
3. Hostname dan rdns domainnya di whois privacy protect(meskipun no recomended)
4. Untuk keperluan kontak domain jika memang tidak di privacy protect, maka sebaiknya registrans service providednya yang disembunyikan :)
5. Upline tidak pernah kontak klien dibawah resellernya.

Itu saja saya rasa sudah cukup sebagai patokan "white label".
 
Istilah kasarnya white label yaitu user tahu anda seolah2 menggunakan server sendiri. Lebih baik lagi jikalau anda menggunakan dedicated IP untuk masing2 NS. :)
 
1. while label, anda bisa buat baranding anda sendiri. jadi user tidak bisa dengan begitu mudah tau siapa upline anda. sementara kalo tidak white label... nanti klien anda bisa dengan mudah tau siapa upline anda.

masalahnya adalah, biasanya harga di upline lebih murah. nah, harga di anda lebih mahal. jadi klien akan berpikir akan lebih untung kalo beli sama upline anda langusung dari pada sama anda.

maka dari itu white label itu penting. ting dan ting.

2. kalo bagi saya tidak bisa. paling ente dikasih NS1.namadomain.com saja. tapi tetep tidak white label. nah, resikonya seperti point pertama di atas.

kalo saya mending ambil yang white label meski mungkin agak mahal namun kita bisa dengan nyaman buat branding tanpa di ketahui (dengan mudah) dimana kita beli/siapa uplinenya.

Ini info yang bermanfaat. Thanks
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top